Saya terlahir dengan nama asli Fahrizya Indra Suksmana, pada tanggal 30 Juni 1992. Terlahir dari pasangan bu Mukti dan Pak Nandar, saya dianugerahi dua orang adik, Lia dan Tio. Saya sejak kecil suka dengan apa yang berbau sseni (bukan kencing). Dari musik, gambar, tari, bahkan seni patung juga saya pelajari hingga kini. Selain itu saya juga suka dengan musik, tapi hanya beberapa saja, tidak semua jenis musik. Beberapa yang akrab di telinga saya adalah pop rock, rock alternativ, jazz, dan beberapa lagu klasik dan reggae. Saya juga suka berolah raga, dari berenang, lari, bersepeda, bela diri, hingga bermain bola.
Seiring berkembangnya zaman, banyak panggilan yang muncul tentang nama saya, karena mungkin rasa akrab, senang, sayang, atau bahkan benci. Sejak kecil saya dipanggil Riza, namun itu semua berubah ketika saya bergabung dengan "geng" anak TK Diponegoro 48 Berkoh. Marzeng, yah, panggilan itu yang seketika muncul dari salah satu teman saya dan sampai sekarang masih saja bertahan. Di kehidupan lain, kadang saya dipanggil Indra, Reza, Rizal, atau yang paling baru ini Ija. Aneh, padahal nama awal saya terpampang jelas. Yah mungkin sulit disebut atau dibaca menurut kebanyakan orang.
Sejak saya lahir, saya tetap warga asli Purwokerto, tepatnya warga kelurahan Berkoh, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Ngapak Jaya). Saya tidak pernah hijrah untuk menuntut ilmu atau bekerja di kota lain, untuk suatu alasan, saya cinta kota ini. Setelah lulus dari TK Diponegoro 48, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Sekolah Dasar atau SD (dibaca es ed). Saya bersekolah di SD N 3 Berkoh, namun itu hanya berlangsung dua tahun. Sebuah insiden berdarah (kejedot kursi gara-gara lari di kelas, trus mimisan) memaksaku untuk pindah ke SD tempat embah. Aku melanjutkan sekolahku di SD N Karangrau, SD yang cukup pelosok untuk ukuran saat itu, letaknya di Desa Karangrau Kecamatan Sokaraja.
Karena saya tergolong orang yang lumayan agak sedikit pintar diantara yang lainnya, setelah lulus dengan predikat yang bagus saya melanjutkan sekolah di SMP Negeri 8 Purwokerto. SMP ini merupakan SMP favorit di Purwokerto, prestasinya pun sudah kemana-mana (tapi bukan saya yang ngewakilin, tapi nggak papa, ikut bangga juga). Di sekolah tersebut saya belajar pahitnya hidup (diajar guru matematika killer yang aaarrrrggh naujubillahiminzalik), manisnya hidup (pertama kali suka sama cewek :p), dan persahabatan yang sampai sekarang masih belum juga putus. Tergabung dalam kelas A, kelas yang awalnya adalah kelas ecek-ecek, buluk dan kerap dikesankan jadi image negatif, saya kini bangga teman-teman saya sudah banyak yang berhasil dan bahkan saat kelulusan sepuluh besar di dominasi warga Classena (sebutan kelas 7 dan 9 A).
Asyik dengan kehidupan duniawi non pelajaran, saat nilai kelulusan diumumkan saya termasuk papan tengah atas (maksa) di klasemen seluruh sekolahan. Dengan modal nilai kisaran 86, saya diterima di SMA Negeri 5 Purwokerto. Di sekolah ini saya temukan tulang rusuk yang saya cari. Saya menemukan pacar yang hingga kini masih bertahan. Dia dipanggil Ade, gadis pribumi yang canti, manis, polos, lugu, tulus, sabar (nerima cowok kayak gini), dan baik. Disini saya belajar tentang kedewasaan, belajar bermain peran sebagai pacar dan beberapa sahabat yang sampai sekarang masih berhubungan, mereka adalah Joko, Dita, dan Ellen.
Setelah selesai menjalani pendidikan SMA dan lulus dengan nilai sangat memuaskan, saya mencoba beberapa peruntungan untuk masuk perguruan tinggi favorit. Saya mencoba Universitas Gajah Mada, jurusan Tata Ruang Kota, namun ditolak mentah-mentah (soal ujiannya IPA cooy, aku anak IPS, ya kelenger). Mencoba peruntungan lain, masih tetap di kota pelajar, mencoba teknologi pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, namun belum juga mendapat jalan. Karena rasa frustasi, saya mencoba ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto jurusan Matematika, dan di terima. Namun saya belum menyerah untuk masuk universitas negeri, saya mencoba SNMPTN Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto jurusan Ilmu Administrasi Negara. Pucuk di cinta ulam pun tiba, saya diterima dan saya meninggalkan UMP menuju Unsoed.
Di kampus orange (sebutan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), saya belajar bagaimana berorganisasi. Di kampus ini, saya menemukan orang-orang yang tidak pernah ada dalam pikiran saya. Di sini juga saya bersyukur menemukan teman sejati yang selalu setia berjuang bersama-sama, kita bersatu dalam satu wadah, administrasi negara 2010 (AN 2010). Sejak awal, saya tidak pernah salah memilih teman, hingga kini saya berteman dengan calon pemimpin masa depan. Toge, Cahyo, Panjul, Iki, dan Ajis yang selalu berjuang bersama menghadapi musuh (waktu futsalan). Temen yang selalu ada buat nyemangatin Yuda, Siti, dan, Siska, yang nggak pernah mandang kondisi, selalu memberikan dukungan penuh.
Selain itu, disini saya tahu arti sebuah kepemimpinan. Di kampus FISIP, saya belajar berbagai organisasi, dan mengenal banyak orang hebat. Panitia baksos adalah batu loncatan awal karir keorganisasian di FISIP. Setelah itu, saya melanjutkan di kepanitian workshop, LKTI dan poster. Di kepanitian tersebut, saya bertemu orang-orang yang menginspirasi saya hingga sekarang, Siro. Karena konspirasinya, saya dijadikan ketua Makrab AN 2011. Bersama Wenny sebagai sekretaris saya, saya berusaha melaksanakan tugas kepemimpinan saya yang pertama. Hasilnya pun tidak mengecewakan, menurut pengurus HMJ AN (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara), makrab 2011 bisa dibilang sukses. Ini tidak lepas dari campur tangan seluruh pihak dan dukungan moral kawan-kawan senior, Mas Ecung, Mas Andri, Mba Oci, dan Mas Mame. Berlanjut, saya kemudian dipercaya menjadi ketua OSPEK FISIP 2012, dengan tema yang sangat unik dan berbeda dengan tahun sebelumnya: "FISIP mbok?!". Seperti melanjutkan tradisi, mantan ketua OSPEK selalu menjadi ketua HMJ AN. Pada periode ini saya dipercaya teman-teman untuk memimpin organisasi yang menaungi seluruh Mahasiswa Administrasi Negara ini.
Keluarga lain yang pernah masuk ke kehidupan saya adalah keluarga kabut, KKN Gunungjaya 2013. Saya mengenal banyak orang dengan karakter yang berbeda beda.
Dari kiri bawah, ada pria berkacamata bernama Haula, anak Manajemen Internasional. Karakternya sangat pendiam (diam diam tidur), namun sangat taat sama agama (rajin solat, ngaji, wislah pokoke..ustad). Sebelahnya ada Sumansah, pria berponi ini cukup terkenal karena direbutin (mungkin) semua anak KKN cewek (padahal gantengan juga gue :p). Sebelahnya ada Dudi, dia adalah pria pecinta alam yang memang cinta sama semuanya (baiknya nggak pilih-pilih). Lanjut ke atas kiri, ada sosok tinggi putih berjilbab, biasa dipanggil Putri. Seperti namanya, selama di posko jadi rebutan anak-anak cowok (padahal ya Putrinya nggak mau direbutin, jangan pada ngarep). Disebelahnya ada pasangan duet pelit (hahahaha) ada Tice dan Pita. Beliau ini pengendali uang yang cukup ampuh mengatur pengeluaran dan pemasukan posko.
Disebelahnya lagi ada kormades ceria galau syalala selalu, Amel. Sosok periang ini sangat penyayang sama laki-laki, ampe tiap cowo mampir posko pasti ditanyain. Lanjut ada tante rempong Bunga, cewek cantik ini udah punya suami (yang mau ngerebut minimal pake ninja lah, hahahaha). Sebelah lagi ada Dita, Insyaallah calon dokter ini juga sama kayak dudi, kalo bantu ga pilih pilih. Lanjut ada Astri aja (hehe), beliau ini sangat kreatif sampai banyak menciptakan banyak slogan tak terlupakan yang terngiang hingga kini. Sebelahnya ada Tiara, ada alasan kenapa dia foto di pinggir (senggol rubuh, *hehe)
Lanjut ke kiri belakang ada mister Anggoro yang khas dengan hidupnya yang gitu gitu aja. Pria cina berkacamata disebelahnya bernama Sandy, sering dipanggil kokoh. Sifatnya yang apa adanya dan loyal menjadikan dirinya sebagai orang yang baik di mata teman temannya. Berikut ada Dian, serupa dengan Haula, mantan calon presBEM Universitas ini memiliki tabiat yang sangat baik. Kuat di agama dan kelakuannya pun khas pemimpin (apes aja mungkin belum bisa jadi pres BEM :p). Terakhir ada si jangkung Gantar, pria ini (mungkin) hobinya tebar pesona sama cewek cewek (:p), paling nggak mau kalo di pasaingin sama Amel (hahahaha).
Sekian sekilas tentang saya dan kehidupan saya.
No comments:
Post a Comment