Tugas Kuliah Administrasi Pembangunan Desa Terpadu
Dewasa ini,
masalah yang paling mendesak adalah masalah kemiskinan. Menilik garis
kemiskinan yaitu AS$ 2 perhari, masyarakat miskin di Indonesia masih banyak.
Jumlah penduduk miskin Indonesia setara dengan seluruh warga miskin di Asia
Timur kecuali China.
Sebenarnya
Indonesia mampu mengentaskan penduduknya dari kemiskinan dengan cepat. Hal ini
disebabkan karena kemiskinan di Indonesia lebih mengarah pada kemiskinan dalam
indikator-indikator pembangunan manusia. Selain itu, Indonesia juga merupakan
Negara kaya. Dengan melihat kelangkaan bahan bakar minyak dan gas bumi sekarang
ini, Indonesia dapat mengambil peluang karena Indonesia merupakan salah satu
Negara penghasil minyak bumi dan gas di dunia. Peluang semakin lebar ketika
pemerintahan sudah tidak lagi terpusat, artinya pemerintah daerah menjadi lebih
mandiri karena proses demokratisasi dan desentralisasi mulai diterapkan.
Namun Indonesia
masih memiliki tantangan meskipun memiliki berbagai macam potensi tersebut.
Tantangannya adalah bagaimana cara agar Indonesia baru bermanfaat untuk
masyarakat miskin.
Dimensi kemiskinan di Indonesia dan usulan kerangka
kebijakan
Kemiskinan di
Indonesia memiliki ciri khas. Ciri dari kemiskinan di Indonesia adalah:
1.
Pendapatan. Kebanyakan
rumah tangga di Indonesia berada pada ambang kemiskinan yaitu dengan pendapatan
AS$1-AS$2 per harinya. Jumlahnya cukup fantastis yaitu mencapai 49% dari penduduk di Indonesia. Jauh lebih banyak dari
penduduk miskin yang hanya 16,7%.
2.
Non-pendapatan. Kemiskinan
tidak hanya dilihat dari pendapatan,kurangnya akses akan pelayanan, baik itu
pendidikan kesehatan dan bahkan infrastruktur membuat indikator-indikator
pembangunan manusia Indonesia menjadi rendah. Itu menandakan Indonesia masih
miskin.
3.
Ketimpangan
daerah.
Era otonomi membuat perbedaan yang cukup berarti untuk melihat kemiskinan.
Dengan membandingkan, ketimpangan masyarakat di desa kota, atau daerah maju dan
tertinggal membuat kemiskinan menjadi lebih nyata.
Analisis kemiskinan dan faktor-faktor penentunya di
Indonesia dan juga belajar sejarah pengentasan kemiskinan di Indonesia
Melihat ciri
dari kemiskinan di Indonesia yang berkutat pada pendapatan, non pendapatan, dan
ketimpangan daerah, ada tiga cara yang dapat dilakukan yaitu:
1.
Membuat
pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi masyarakat miskin. Pertumbuhan
ekonomi dapat memberikan dampak baik dalam usaha pengentasan kemiskinan di
Indonesia. Melihat sejarah pada era 70an, pertumbuhan ekonomi menjadi
pertumbuhan ekonomi yang pro kepada rakyat, bahkan sampai dengan era krisis.
Dengan sejarah tersebut, langkah tepat agar pertumbuhan ekonomi menjadi
bermanfaat bagi masyarakat miskin adalah:
a.
Peningkatan produktivitas
pertanian.
Melihat kondisi sekarang yang sedang terjadi perpindahan besar tenaga kerja
yang keluar dari pertanian, hal ini dapat di manfaatkan dengan meningkatkan
produktivitasnya dengan tetap membiarkan arus tersebut keluar. Semakin
produktif pertanian diiringi dengan semakin sedikitnya jumlah tenaga kerja akan
memberikan dampak positif karena keefektifan dari pembagian pendapatan.
b.
Pengembangan
usaha non-pertanian, atau daerah perdesaan yang dikotakan dengan cepat. Kongkritnya
adalah melakukan promosi gencar gencaran atas usaha daerah ke daerah perkotaan.
Selain itu menghubungkan usaha daerah dengan proses pertumbuhan ekonomi di
perkotaan.
Strategi yang
dapat diterapkan agar masyarakat miskin dapat memetik hasil dari pertumbuhan
ekonomi adalah dengan memelihara stabilitas ekonomi makro. Selain itu,
masyarakat harus dihubungkan dengan peluang pertumbuhan. Strategi terakhir
adalah membuka investasi yang dapat mengembangkan kemampuan masyarakat miskin.
Tiga bidang yang
menjadi prioritas adalah:
a.
Melaksanakan
revitalisasi pertanian dan peningkatan produktivitas pertanian.
b.
Menghapuskan
larangan import beras.
c.
Pembangunan
jalan pedesaan.
2.
Membuat layanan
sosial bermanfaat bagi masyarakat miskin. Rendahnya kualitas pelayanan menjadi
penyebab kemiskinan dalam dimensi non-pendapatan. Indikator pembangunan manusia
seperti kesehatan dan pendidikan menjadi sorotan utama ketika masih banyak
masyarakat yang berpendidikan rendah dan kurang terjamin kesehatannya. Langkah
yang tepat agar layanan sosial menjadi bermanfaat bagi masyarakat miskin
adalah:
a.
Memperbaiki
sistem pertanggungjawaban dan insentif. Hal ini dilakukan semata-mata untuk
meningkatkan motivasi pelayan publik agar mau melayani masyarakat dengan
maksimal.
b.
Menyetarakan
akses layanan.
Dengan menyetarakan akses pelayanan, menjamin masyarakat mendapatkan hak akan
pelayanan. Semuanya mendapat perlakuan yang sama, baik daerah kota maupun desa,
atau antar daerah.
c.
Penawaran kepada
lulusan SD untuk masuk ke SMP. Melihat angka putus sekolah terbesar
adalah pada SD menuju ke SMP, pemerintah perlu melakukan intervensi agar
masyarakat mau melajutkan sekolahnya dari SD ke SMP.
d.
Layanan
kesehatan dasar yang baik butuh insentif baik untuk pelayan dan masyarakat.
Tiga prioritas
tindakan yang perlu dilakukan adalah:
a.
Memperjelas
tanggung jawab fungsional dalam penyediaan layanan.
b.
Perbaiki
penempatan dan manajemen PNS.
c.
Insentif
besar untuk penyedia layanan.
3.
Membuat
pengeluaran pemerintah bermanfaat bagi masyarakat miskin. Beberapa yang
perlu diperhatikan agar masyarakat miskin dapat memanfaatkan pengeluaran
pemerintah, yaitu:
a.
Pengurangan
subsidi.
Dengan catatan pengurangan subsidi ini dimanfaatkan untuk masyarakat miskin.
Alokasi dana yang seharusnya digunakan untuk subsidi dialihkan kepada
sektor-sektor yang penting guna mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.
b.
Pengeluaran
pemerintah dapat digunakan untuk peningkatan sumber daya dengan baik. Sumber daya
meliputi alam dan manusia.
c.
Dana pemerintah
diarahkan secara baik.
d.
Kapasitas
pemerintah daerah yang tidak merata menjadi kendala upaya penanggulangan
kemiskinan.
Tiga priorotas
tindakan yang dapat diambil untuk membuat pengeluaran pemerintah menjadi
bermanfaat bagi masyarakat miskin:
a.
Memperluas
pembangunan berbasis masyarakat (CDD, Community Driven Development).
b.
Menerapkan
bantuan tunai bersyarat.
c.
Mengalokasian
DAU dan DAK lebih berpihak kepada masyarakat miskin.
Prioritas Pengentasan Kemiskinan
Ada tiga
perubahan sedang berlangsung di Indonesia yang berpotensi membantu masyarakat
miskin. Kebijakan yang bisa membuat perubahan-perubahan tersebut dapat efektif
mengurangi kemiskinan.
1.
Pertama,
seiring dengan pertumbuhan, perekonomian Indonesia sedang berubah dari
perekonomian yang mengandalkan sektor pertanian menjadi perekonomian yang akan
lebih banyak mengandalkan sektor jasa dan industri. Prioritas untuk membuat
pertumbuhan tersebut berfaedah bagi masyarakat miskin adalah iklim investasi
yang lebih “ramah” di pedesaan, terutama melalui jaringan jalan pedesaan yang
lebih baik.
2.
Kedua,
seiring menguatnya demokrasi, pemerintah sedang berubah dari penyedia sebagian
besar layanan oleh pusat menjadi pemerintah yang akan lebih banyak mengandalkan
pemerintah daerah. Untuk membuat layanan bermanfaat bagi masyarakat miskin,
prioritasnya adalah peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan insentif yang
lebih baik bagi penyedia layanan.
3.
Ketiga,
seiring dengan integrasi Indonesia kedalam dunia internasional, sistem
perlindungan sosialnya sedang dimodernisir sehingga secara sosial Indonesia
menjadi setara dan kompetitif di bidang ekonomi. Prioritas untuk membuat
pengeluaran pemerintah bermanfaat bagi masyarakat miskin adalah bergeser dari
intervensi pasar untuk komoditas yang dikonsumsi oleh masyarakat miskin
(seperti BBM dan beras) menjadi bantuan pendapatan yang terarah bagi rumah
tangga miskin, dan menggunakan kelonggaran fiskal untuk memperbaiki layanan
yang penting seperti pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi.
No comments:
Post a Comment